Rabu, 26 November 2014

TUGAS JURNAL PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Penalaran Deduktif dan induktif
Bangkit Palapa S. (11111406)
Muhammad Gufron Prastio ( 14111843)
Pahmi Basya R (17111866)
Tyara ulfi suherman (1711107)


Abstrak
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Meskipunn demikian patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai  karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Terdapat berbagai cara untuk melakukan penalaran, diantaranya adalah deduktif ,induktif, dan abduktif. Penalaran deduktif menarik kesimpulan secara logika dari premis yang diberikan. Perlu diketahui bahwa penalaran deduktif adalah mengambil kesimpulan secara logika dari premis yang tersedia, Hasilnya tidak selalu dengan fakta kebenran yang kita ketahui. Induktif adalah mengeneralisasi atau membuat umum suatu hal dari kasus-kasus yang pernah kita lihat atau alami untuk menarik kesimpulan mengenai hal lain yang belum pernah kita lihat atau alami. Abduktif merupakan penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi, Metode ini digunakan untuk menjelaskan kejadian yang kita amati.
Kata kunci : premis


1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
            Manusia adalah makhluk yang berpikir. Setiap saat dari hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir. Hampir tak ada masalah yang menyangkut dengan perikehidupan yang terlepas dari jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal paling asasi (Hardiman,2004). Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia pastilah menuntut metode tertentu. Seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan,suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari satu metode ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode (Ahmad Saebani,2009).
            Akhirnya suatu pendapat mengatakan, bahwa sesuatu memiliki berbagai segi yang menuntut penggunaan berbagai metode. Untuk memperoleh pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah( Sumadi, 2010). Metode berfikir ilmiah dapat dilakukan melalui tiga jenis penalaran , yaitu Penalaran Deudktif, Penalran Induktif, dan Penalaran Abduktif (Radja,2001).



1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memberikan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara Berfikir ilmiah dengan penalaran deduktif dan induktif ?

1.3  Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka uang menjadi tujuan pembahasa dalam makalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara berfikir ilmiah dengan penalaran deduktif dan induktif

2. Metode Penelitian
2.1 Sumber Data
            Data –data yang dipergunakan dalam makalah ini bersumber dari berbagai referensi atau literature yang relevan dengan topic permasalahan yang dibahas. Validitas dan relevansi referensi yang yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.


2.2 Pengumpulan Data
            Penulisan makalah ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dengan menelusuri bebagai rujukan yang terkait dengan topic utama permasalahan.
2.3 Penyusunan Data
            Setelah data terkumpul, dilakukan penyusunan data (pembahasan) dengan sistematis sesuai dengan masalah yang dikaji. Penyusunan data ini merujuk pada berbagai literature berupa buku dan jurnal yang relevan dengan topic mkalah yang telah dikumpulkan. Dari tahapan penyusunan data , tujuan penulisan makalah dapat terpenuhi yaitu mengetahui cara berfikir ilmiah dengan penalaran deduktif dan induktif. Setelah penyusunan data dilakukan penrikan kesimpulan dari kajuan topic yang telah dilakukan.



3. Pembahasan
3.1 Penalaran ilmiah
            Terdapat banyak cara penarikan kesimpulan , namun untuk sesuai dengan maksud tulisan ini yang memusatkan kepada berpikir ilmiah maka terdapat dua jenis penarikan kesimpulan yakni berdasarkan logika induktif dan logika deduktif
3.1.1 Logika Induktif
            Merupakan cara berpikir menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual(seperti kesimpulan peneliti humoris).Misalnya, kita punya fakta bahwa sapi punya mata, kucing punya mata, demikian juga anjing dan berbagai binatang lainya. Dari kenyataan-kenyataan ini dapat kita tarik kesimpulan umum bahwa semua binatang mempunyai mata. Dua keuntungan dari logika induktif
a. Ekonomis
            Karena dengan penalaran induktif kehidupan yang beraneka ragam dengan berbagai corak dan segi dapat direduksi/dikurangi menjadi beberapa pernyataan. Pengetahyan yang dikumpulkan manusia bukan merupakan koleksi dari berbagai fakta melainkan esensi dari fakta-fakta tersebut. Demikia juga pengetahuan tidak bermaksud membuat reproduksi dari obyek tertentu,melainkan menekankan pada struktur dasar yang mendasari ujud fakta tersebut. Pernyataan yang bagamanapunlengkap dan cermatnya tidak dapat mereproduksi betapa manisnya secangkir kopi atau betapa pahitnya obat. Jadi pengetahuan cukup puas dengan pernyataan elemnter yang bersifat kategoris bahwa kopi itu manis dan obat itu pahit. Pernyataan seperti ini sudah cukup bagi manusia untuk bersifat fungsional dalam kehidupan praktis dan berpikir teoritis.
b. Penalaran lanjut
            Secara induktif dari berbagai pernyataan yang bersifat umum dapat disimpulkan pernyataan yang bersifat lebih umum lagi, Melanjutkan contoh tentang kesimpulan bahwa semua binatang mempunyai mata (induksi binatang), dan semua manusia mempunyai mata (induksi manusia) maka dapat ditarik kesumpulan bahwa semua makhluk mempunyai mata. Penalaran seperti ini memungkin kan disusunnya pengetahuan secara sistematis yang mengarah kepada pernyataan – pernyataan yang makin lama makin bersifat fundamental

3.1.2 Logika Deduktif
          Adalah Kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan bersifat umum ditarik kesimpulan bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir silogismus. Silogismus, disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapata dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Pengetahyan yang didapat dari penalaran deduktif adalah hasilkesimpulan berdasarkan kedua premis tersebut. Melanjutkan contoh penalaran induktif di atas dapat dibuat silogismus sebagai berikut .
                   Semua makhluk mempunyai mata[premis mayor] ----- Landasan [1]
                   Dana adalah seorang makhluk[premis minor] ------ Landasan [2]
                   Jadi Dana Mempunyai mata[Kesimpulan]-----
Pengetahuan Kesimpulan yang diambil bahwa dana punya mata adalah pengetahyan yang sah menurut penalaran deudktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Jika kebenaran dari kesimpulan/pengetahyan dipertanyakan maka harus dikembalikan epada kebenran premis yang mendahuluinya. Sekiranya kedua premis yang mendukungnya adalaha benar maka dapat dipastikan bahwa kesumpulan yang diariknya juga benar. Mungkin saja kesumpulan itu salah mesikipun kedua premisnya benar, karena cara penarikan kesimpulanya tidak sah. Contoh :
                   Semua makhluk mempunyai mata[premis mayor] ----- Landasan [1]
                   Dana adalah bukan makhluk [premis minor] ------ Landasan [2]
                   Jadi Dana mempunyai mata [ Kesimpulan ] ----- Pengetahuan
                   Semua makhluk mempunyai rumah[premis mayor] --- Landasan [1]
                   Dana adalah seorang makhluk[premis minor] ----- Landasan [2]
                   Jadi Dana mempunyai Rumah[Kesimpulan] ----- pengetahuan
Jadi ketepatan penraikan kesimpulan dalam penalaran deduktif bergantung dari tiga ha;, yakni kebenaran premis mayor, kebenran premis minor,dan keabsahan pengambila kesimpulan . Jika salah satu dari ketiga unsure tersebut persyaratannya tidak terpenuhi maka kesmpulan yang ditarknya akan salah. Matematika adalah pengetahyan yang disusun secara deduktif. Misalnya, A = B dan bila B = Cmaka A = C. Kesimpulan A sama dengan C pada hakekatnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya. Melainkan sekedar konsekwens dari dua pengetahuan yang telah kita ketahui sebelumnya.

4. Penutup
          Berpikir logis merupakan cara berfikir manusia yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan kebenaran dengan menyusun konsep berfikir yang teoritis sistematis dan logi dengan menjelaskan beberapa metode penalaran diantaranya :
          1. Metode Penalaran deduktif biasanya berangkat dari suatu silogisme pernyataan,argument yang umum kemudian dengan pola piker/ pemikiran yang logis menganalisa menjadi suatu pernyataan sebagai suatu bentu yang khusus
          2. Metode Penalaran induktif merupakan suatu bentuk kesimpulan yang di tarik dari suatu argument, pernyataan-pernyataan yang spesifik kemudian dengan penalaran yang logis digeneralisasikan menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum

5. Daftar Pustaka
          1. Achmadi, asmori,2001,filsafat umum, Jakarta ; Rajawali Pers
          2. Hardiman, Budi F, 2004, Filsafat Modern, Jakarta ; Gramedia
            3. Hassan,faud, Pengantar Filsafat barat, Jakarta ; Pustaka Jaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar