Penalaran
Deduktif dan induktif
Bangkit
Palapa S. (11111406)
Muhammad
Gufron Prastio ( 14111843)
Pahmi
Basya R (17111866)
Tyara
ulfi suherman (1711107)
Abstrak
Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan
berpikir dan bukan dengan perasaan. Meskipunn demikian patut kita sadari bahwa
tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran
merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai
karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Terdapat berbagai cara
untuk melakukan penalaran, diantaranya adalah deduktif ,induktif, dan abduktif.
Penalaran deduktif menarik kesimpulan secara logika dari premis yang diberikan.
Perlu diketahui bahwa penalaran deduktif adalah mengambil kesimpulan secara
logika dari premis yang tersedia, Hasilnya tidak selalu dengan fakta kebenran
yang kita ketahui. Induktif adalah mengeneralisasi atau membuat umum suatu hal
dari kasus-kasus yang pernah kita lihat atau alami untuk menarik kesimpulan
mengenai hal lain yang belum pernah kita lihat atau alami. Abduktif merupakan
penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta
tersebut terjadi, Metode ini digunakan untuk menjelaskan kejadian yang kita
amati.
Kata
kunci : premis
1.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang berpikir. Setiap saat dari
hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti
berpikir. Hampir tak ada masalah yang menyangkut dengan perikehidupan yang
terlepas dari jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal paling
asasi (Hardiman,2004). Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia pastilah
menuntut metode tertentu. Seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan,suatu
ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari satu metode ataupun dapat diselesaikan
menurut berbagai metode (Ahmad Saebani,2009).
Akhirnya suatu pendapat mengatakan, bahwa sesuatu
memiliki berbagai segi yang menuntut penggunaan berbagai metode. Untuk memperoleh
pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah( Sumadi, 2010). Metode
berfikir ilmiah dapat dilakukan melalui tiga jenis penalaran , yaitu Penalaran
Deudktif, Penalran Induktif, dan Penalaran Abduktif (Radja,2001).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
memberikan perumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana cara Berfikir ilmiah dengan penalaran deduktif dan induktif ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka uang menjadi
tujuan pembahasa dalam makalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui cara berfikir ilmiah dengan penalaran deduktif dan induktif
2.
Metode Penelitian
2.1
Sumber Data
Data –data yang dipergunakan dalam makalah ini bersumber
dari berbagai referensi atau literature yang relevan dengan topic permasalahan
yang dibahas. Validitas dan relevansi referensi yang yang digunakan dapat
dipertanggungjawabkan.
2.2
Pengumpulan Data
Penulisan makalah ini dilakukan dengan menggunakan studi
pustaka dengan menelusuri bebagai rujukan yang terkait dengan topic utama
permasalahan.
2.3
Penyusunan Data
Setelah data terkumpul, dilakukan penyusunan data
(pembahasan) dengan sistematis sesuai dengan masalah yang dikaji. Penyusunan
data ini merujuk pada berbagai literature berupa buku dan jurnal yang relevan
dengan topic mkalah yang telah dikumpulkan. Dari tahapan penyusunan data ,
tujuan penulisan makalah dapat terpenuhi yaitu mengetahui cara berfikir ilmiah
dengan penalaran deduktif dan induktif. Setelah penyusunan data dilakukan
penrikan kesimpulan dari kajuan topic yang telah dilakukan.
3.
Pembahasan
3.1
Penalaran ilmiah
Terdapat banyak cara penarikan kesimpulan , namun untuk
sesuai dengan maksud tulisan ini yang memusatkan kepada berpikir ilmiah maka
terdapat dua jenis penarikan kesimpulan yakni berdasarkan logika induktif dan
logika deduktif
3.1.1
Logika Induktif
Merupakan cara berpikir menarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual(seperti kesimpulan
peneliti humoris).Misalnya, kita punya fakta bahwa sapi punya mata, kucing
punya mata, demikian juga anjing dan berbagai binatang lainya. Dari
kenyataan-kenyataan ini dapat kita tarik kesimpulan umum bahwa semua binatang
mempunyai mata. Dua keuntungan dari logika induktif
a. Ekonomis
Karena dengan penalaran induktif kehidupan yang beraneka
ragam dengan berbagai corak dan segi dapat direduksi/dikurangi menjadi beberapa
pernyataan. Pengetahyan yang dikumpulkan manusia bukan merupakan koleksi dari
berbagai fakta melainkan esensi dari fakta-fakta tersebut. Demikia juga
pengetahuan tidak bermaksud membuat reproduksi dari obyek tertentu,melainkan
menekankan pada struktur dasar yang mendasari ujud fakta tersebut. Pernyataan
yang bagamanapunlengkap dan cermatnya tidak dapat mereproduksi betapa manisnya
secangkir kopi atau betapa pahitnya obat. Jadi pengetahuan cukup puas dengan
pernyataan elemnter yang bersifat kategoris bahwa kopi itu manis dan obat itu
pahit. Pernyataan seperti ini sudah cukup bagi manusia untuk bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis dan berpikir teoritis.
b. Penalaran lanjut
Secara induktif dari berbagai pernyataan yang bersifat
umum dapat disimpulkan pernyataan yang bersifat lebih umum lagi, Melanjutkan
contoh tentang kesimpulan bahwa semua binatang mempunyai mata (induksi
binatang), dan semua manusia mempunyai mata (induksi manusia) maka dapat
ditarik kesumpulan bahwa semua makhluk mempunyai mata. Penalaran seperti ini
memungkin kan disusunnya pengetahuan secara sistematis yang mengarah kepada
pernyataan – pernyataan yang makin lama makin bersifat fundamental
3.1.2
Logika Deduktif
Adalah Kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran
induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan bersifat umum
ditarik kesimpulan bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
menggunakan pola berpikir silogismus. Silogismus, disusun dari dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini
disebut premis yang kemudian dapata
dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Pengetahyan yang didapat dari
penalaran deduktif adalah hasilkesimpulan berdasarkan kedua premis tersebut.
Melanjutkan contoh penalaran induktif di atas dapat dibuat silogismus sebagai
berikut .
Semua makhluk mempunyai mata[premis mayor] -----
Landasan [1]
Dana adalah seorang makhluk[premis minor] ------
Landasan [2]
Jadi Dana Mempunyai mata[Kesimpulan]-----
Pengetahuan Kesimpulan yang
diambil bahwa dana punya mata adalah pengetahyan yang sah menurut penalaran
deudktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang
mendukungnya. Jika kebenaran dari kesimpulan/pengetahyan dipertanyakan maka
harus dikembalikan epada kebenran premis yang mendahuluinya. Sekiranya kedua
premis yang mendukungnya adalaha benar maka dapat dipastikan bahwa kesumpulan
yang diariknya juga benar. Mungkin saja kesumpulan itu salah mesikipun kedua
premisnya benar, karena cara penarikan kesimpulanya tidak sah. Contoh :
Semua makhluk mempunyai mata[premis mayor] -----
Landasan [1]
Dana adalah bukan makhluk [premis minor] ------
Landasan [2]
Jadi Dana mempunyai mata [ Kesimpulan ] -----
Pengetahuan
Semua makhluk mempunyai rumah[premis mayor] ---
Landasan [1]
Dana adalah seorang makhluk[premis minor] -----
Landasan [2]
Jadi Dana mempunyai Rumah[Kesimpulan] -----
pengetahuan
Jadi ketepatan penraikan
kesimpulan dalam penalaran deduktif bergantung dari tiga ha;, yakni kebenaran
premis mayor, kebenran premis minor,dan keabsahan pengambila kesimpulan . Jika
salah satu dari ketiga unsure tersebut persyaratannya tidak terpenuhi maka kesmpulan
yang ditarknya akan salah. Matematika adalah pengetahyan yang disusun secara
deduktif. Misalnya, A = B dan bila B = Cmaka A = C. Kesimpulan A sama dengan C
pada hakekatnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya.
Melainkan sekedar konsekwens dari dua pengetahuan yang telah kita ketahui
sebelumnya.
4.
Penutup
Berpikir logis merupakan cara berfikir manusia yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan
kebenaran dengan menyusun konsep berfikir yang teoritis sistematis dan logi
dengan menjelaskan beberapa metode penalaran diantaranya :
1. Metode Penalaran deduktif biasanya berangkat dari suatu
silogisme pernyataan,argument yang umum kemudian dengan pola piker/ pemikiran
yang logis menganalisa menjadi suatu pernyataan sebagai suatu bentu yang khusus
2. Metode Penalaran induktif merupakan suatu bentuk
kesimpulan yang di tarik dari suatu argument, pernyataan-pernyataan yang
spesifik kemudian dengan penalaran yang logis digeneralisasikan menjadi suatu
kesimpulan yang bersifat umum
5.
Daftar Pustaka
1. Achmadi, asmori,2001,filsafat umum, Jakarta ; Rajawali
Pers
2. Hardiman, Budi F, 2004, Filsafat Modern, Jakarta ;
Gramedia
3.
Hassan,faud, Pengantar Filsafat barat, Jakarta ; Pustaka Jaya